Mengapa Industri Bus Menjadi Pilihan Bisnis yang Menjanjikan?

Mengapa Industri Bus Menjadi Pilihan Bisnis yang Menjanjikan?

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan bahwa industri bus dalam negeri memiliki masa depan yang cerah dan berpotensi untuk meningkatkan daya saing serta nilai tambah ekonomi. “Kami optimis bahwa industri bus akan terus berkembang hingga tahun 2024, hal ini tentu menjadi kabar baik bagi para pelaku bisnis bus di Indonesia,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta pada hari Senin.

Ia mencatat bahwa penjualan bus nasional secara keseluruhan (dari pabrik ke diler) mengalami peningkatan hingga 140 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 6.227 unit pada tahun 2023. Sementara itu, penjualan ritel dari diler ke konsumen bus nasional juga meningkat sebesar 59 persen secara tahunan (yoy) menjadi 5.369 unit. Pertumbuhan yang signifikan ini memberikan peluang besar bagi bisnis di sektor bus untuk terus berkembang.

Putu menyatakan bahwa kreativitas dan desain karoseri mobil bus buatan Indonesia merupakan yang terbaik di dunia, dan diakui secara global karena harganya yang kompetitif. “Bus dengan karoseri buatan Indonesia telah diekspor ke beberapa negara,” katanya. Kemenperin akan terus mendorong industri otomotif di Indonesia, termasuk dalam hal peningkatan pasar dan penjualan mobil di dalam negeri.

Industri otomotif dianggap sebagai salah satu sektor yang penting karena memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. “Industri alat angkut menjadi motor utama pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) industri pada tahun 2023, dengan pertumbuhan sebesar 7,63 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan sektor industri secara keseluruhan. Kontribusi sektor otomotif sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan industri alat angkut,” jelas Putu.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga menyampaikan bahwa insentif pajak penjualan barang mewah yang ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) dapat menjadi solusi untuk mengatasi stagnasi pasar mobil dan mendorong penjualan. Insentif fiskal tersebut telah berhasil meningkatkan penjualan kendaraan dalam negeri sebanyak 113 persen dari Maret hingga Desember 2021, serta meningkatkan penjualan hingga 95 ribu unit pada Januari-Mei 2022.

Dengan adanya dukungan dari pemerintah dan kreativitas yang dimiliki oleh industri bus dalam negeri, industri ini diprediksi akan terus berkembang dan memberikan kontribusi yang positif bagi perekonomian Indonesia. Semua pihak diharapkan dapat terus bekerja sama untuk mendorong pertumbuhan industri otomotif dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *