Modalku Ungkap Tantangan dalam Realisasikan Penyaluran Pendanaan ke UMKM
Peta jalan pengembangan Layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi 2023-2028 dari OJK menargetkan peningkatan pembiayaan sektor produktif dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) hingga mencapai 40-50% dalam 2 tahun ke depan. Meski demikian, untuk merealisasikan target itu tidak mudah. Country Head Modalku Indonesia, Arthur Adisusanto mengatakan tantangan utama dalam penyaluran pendanaan ke UMKM adalah memastikan bahwa pendanaan ini disalurkan secara tepat sasaran. “Di Modalku, kami selektif dalam menyalurkan dana kepada UMKM yang berada di industri dengan potensi pertumbuhan yang positif. Selain itu, kami melakukan penilaian kredit secara komprehensif untuk memastikan portofolio pendanaan tetap sehat dan berkelanjutan,” kata Arthur kepada Bisnis, Selasa (24/9/2024).
Modalku sendiri merupakan platform pendanaan digital yang fokus pada sektor produktif. Dikutip dari laman resminya, penyaluran pembiayaan Modalku di Indonesia per 24 September 2024 telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp509,70 miliar dengan total outstanding pendanaan mencapai Rp141,61 miliar. “Tahun 2024 masih berlangsung, dan kami berkomitmen untuk memaksimalkan kinerja kami sepanjang tahun ini,” kata Arthur.
Strateginya, Modalku tetap berfokus secara intensif pada beberapa industri UMKM, termasuk industri perdagangan besar dan eceran, manufaktur dan daur ulang, supplier alat kesehatan, akomodasi dan layanan makanan, serta industri hiburan. Selain itu, kata dia, Modalku juga fokus untuk menjangkau sektor pengusaha yang mengerjakan proyek pemerintah. Arthur menjelaskan, Modalku juga menawarkan produk modal proyek bagi perusahaan atau vendor e-catalogue dan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang membutuhkan alternatif pendanaan tanpa agunan ketika hendak menjalankan proyek dari pemerintah.
Tak cuma itu, Arthur menjelaskan pihaknya juga akan terus mengedepankan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak dan partner untuk membangun solusi pendanaan yang lebih luas bagi UMKM. Peningkatan penetrasi pasar di masing-masing wilayah juga terus dilakukan Modalku. Dia menegaskan potensi pembiayaan UMKM bagi P2P lending masih terbuka lebar. “Kami terus memantau relevansi strategi di 2024 ini untuk terus berlanjut di 2025. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan seiring dengan faktor lain yang mempengaruhi, seperti kebijakan dari regulator maupun pemerintahan yang baru,” tandasnya.
Adapun pembiayaan P2P lending untuk sektor produktif perr Juli 2024 berada di level 34,22%. Capaian itu memang sesuai dengan target peta jalan OJK di mana pada 2023-2024 targetnya 30-40%. Akan tetapi, dari data OJK mencatat untuk pembiayaan yang spesifik ke sektor UMKM perseorangan baru presentasenya masih 21,82%.
Dengan semangat yang tinggi, Modalku terus berupaya untuk meningkatkan akses pendanaan bagi UMKM di Indonesia. Melalui pendekatan yang selektif dan inovatif, mereka berkomitmen untuk membantu pertumbuhan sektor produktif dan UMKM dalam negeri. Dengan dukungan dari berbagai pihak dan kolaborasi yang kuat, Modalku optimis dapat mencapai target-target yang telah ditetapkan oleh OJK.
Seiring dengan perkembangan zaman dan dinamika pasar, Modalku tetap siap untuk beradaptasi dan menghadapi tantangan yang ada. Mereka percaya bahwa dengan terus berinovasi dan berkolaborasi, mereka dapat memberikan solusi pendanaan yang lebih luas dan bermanfaat bagi UMKM di Indonesia. Semoga dengan upaya yang terus dilakukan, sektor produktif dan UMKM di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara.