Sebagai Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk., saya percaya bahwa kecerdasan buatan (AI) akan menjadi mesin pertumbuhan utama bagi sektor telekomunikasi pada tahun 2025. Dulu, sektor operator telekomunikasi sangat bergantung pada pendapatan dari layanan suara, tapi sekarang semuanya mulai bergeser ke layanan berbasis data dan teknologi digital. Hal ini membuka peluang baru bagi operator untuk mendapatkan penghasilan dari sektor-sektor seperti AI, big data, dan berbagai aplikasi digital lainnya.

AI sekarang jadi sumber pendapatan baru yang menarik, seperti yang saya katakan pada Jumat, 20 Desember 2024. Laporan dari Deloitte juga menyebutkan bahwa AI bisa meningkatkan pendapatan perusahaan telekomunikasi hingga 10-15% setiap tahunnya, bahkan bisa menghemat biaya operasional sampai 20-30% per tahun.

Dulu, sektor telekomunikasi identik dengan penggunaan data dan komunikasi suara, tapi sekarang, ruang lingkupnya jauh lebih luas. Teknologi digital yang berkembang pesat menjadi faktor utama yang mendorong masa depan sektor ini.

Kalau kita hanya berbicara soal penggunaan gigabyte, itu memang bisnis yang tumbuhnya cukup lambat. Namun, begitu masuk ke dunia digital, potensi pertumbuhannya jadi jauh lebih besar dan beragam. Hal inilah yang membuat sektor telekomunikasi semakin menarik untuk masa depan.

Selain itu, Wakil Menteri Kominfo, Nezar Patria, juga menyebutkan bahwa peluang sektor ini untuk meningkatkan perekonomian nasional semakin terbuka lebar. Dalam 10 tahun terakhir, kita melihat akselerasi yang luar biasa dalam dunia telekomunikasi, pos, dan penyiaran. Akses internet yang dulu hanya sekitar 34% pada 2014, kini hampir mencapai 80% pada 2024. Konektivitas Indonesia pun sudah hampir 90%, dan pembangunan jaringan telekomunikasi di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) dalam 10 tahun terakhir pun terus berkembang pesat.