Kisah Inspiratif: Pengrajin Sepatu Kulit Depok Melawan Arus Barang Impor China

Kisah Inspiratif: Pengrajin Sepatu Kulit Depok Melawan Arus Barang Impor China

Dampak dari banjir impor sepatu murah dari China juga dirasakan oleh para pengrajin dan penjual sepatu kulit asal Depok, Jawa Barat. Meskipun mulai sepi peminat, pengrajin sepatu lokal tetap berjuang untuk bertahan. Salah satunya adalah H. Muhammad Adha, pemilik toko sepatu kulit ‘New Hunterian’ di Depok.

Adha mengakui bahwa omzetnya turun drastis semenjak pandemi Corona melanda. Sebelumnya, bisnisnya masih cukup baik. Namun, Adha tidak patah semangat. Ia tetap berusaha untuk bertahan dengan membuka dua toko fisik, e-commerce, dan melayani pelanggan setia seperti bekas pejabat daerah dan pegawai ASN.

Meskipun kualitas sepatu impor dari China jauh di bawah produk lokalnya, masyarakat lebih memilih untuk membeli yang lebih murah. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi yang lemah dan daya beli yang menurun. Banyak konsumen yang bahkan mencari sepatu dengan harga di bawah Rp 100 ribuan, padahal harga sepatu Adha mencapai Rp 400 ribuan.

Sebagai pengrajin sepatu kulit yang telah berdiri sejak 1987, Adha mengaku bahwa dulunya ia memiliki 10 karyawan dan mampu membuat ratusan pasang sepatu per bulan. Namun, saat ini ia hanya mengandalkan pekerja freelance dan memproduksi sesuai pesanan sambil menunggu stok berkurang.

Adha juga membagikan kunci kesuksesannya dalam bertahan di tengah gempuran produk sepatu murah dari China. Selama 37 tahun berkecimpung dalam bisnis sepatu kulit, ia tidak pernah meminjam modal dari bank. Menurutnya, hal tersebut penting agar tidak terbebani dengan pembayaran cicilan. Lebih baik berputar-putar dengan modal sendiri daripada harus terus menerus memikirkan pembayaran utang.

Meskipun bisnisnya sedang mengalami tantangan, Adha tetap optimis dan terus berusaha untuk mengembangkan usahanya. Ia percaya bahwa dengan kualitas produk yang baik dan pelayanan yang ramah, pelanggan setianya akan tetap loyal dan bisnisnya akan terus berkembang.

Dengan semangat pantang menyerah dan keuletan dalam menjalankan usaha, Adha menunjukkan bahwa meskipun terjadi persaingan sengit dengan produk impor yang lebih murah, pengrajin sepatu lokal masih memiliki tempat di hati masyarakat. Semoga Adha dan para pengrajin sepatu lainnya dapat terus bertahan dan sukses dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *