5 Tanda Awal Pasangan Berpotensi Melakukan Kekerasan
Kasus kekerasan dalam hubungan sebenarnya tidak terjadi begitu saja, tapi biasanya ada tanda-tanda awal yang sering diabaikan. Menurut Psikolog Klinis Dewasa Disya Arinda, perilaku ekstrem seperti kekerasan fisik dalam hubungan bisa diibaratkan sebagai puncak gunung es, dimana tanda-tanda awal yang sering diabaikan akhirnya bisa berkembang menjadi perilaku kasar. Berikut adalah lima tanda awal pasangan yang berpotensi melakukan kekerasan:
1. Memeriksa aktivitas pasangan secara berlebihan
Cemburu yang berlebihan bisa menjadi indikasi awal perilaku kekerasan. Salah satu contohnya adalah memantau aktivitas pasangan secara berlebihan baik secara langsung maupun online. Menurut Disya, terlalu sering memeriksa handphone atau media sosial pasangan, serta selalu mengawasi gerak-geriknya karena curiga, bisa menjadi pertanda awal yang harus diwaspadai.
2. Membatasi relasi pasangan
Pasangan yang memiliki kecenderungan kekerasan cenderung membatasi hubungan pasangannya dengan orang lain. Bahkan, pasangan yang cemburu tidak sehat akan melarang bertemu dengan teman, keluarga, atau rekan kerja. Hal ini dilakukan untuk membuat dirinya merasa aman dan mengurangi rasa cemas.
3. Mengintimidasi pasangan
Intimidasi, baik secara verbal maupun fisik, juga patut diwaspadai. Seseorang yang mengintimidasi akan berusaha membuat pasangannya tetap dalam kendalinya dengan ancaman, nada suara yang menekan, atau tindakan yang membuat korbannya merasa tak berdaya.
4. Perilaku posesif berlebihan
Perilaku posesif yang berlebihan hingga melarang setiap aktivitas pasangan tanpa alasan yang jelas juga menjadi indikasi awal kekerasan dalam hubungan. Ancaman seperti mengancam akan menyakiti diri sendiri atau orang lain jika pasangan tidak menuruti keinginan juga merupakan tanda bahaya.
5. Ledakan amarah yang tidak proporsional
Ledakan emosi yang tidak terkendali saat merasa cemburu bisa menjadi indikasi potensi kekerasan dalam hubungan. Pelaku bisa kehilangan kontrol dan melakukan kekerasan pada pasangannya. Oleh karena itu, pengelolaan emosi yang baik diperlukan untuk mencegah kekerasan dalam hubungan.
Jika Anda mengalami beberapa tanda di atas, penting untuk waspada dan mencoba berbicara dengan pasangan untuk menyelesaikan masalah dalam hubungan. Namun, jika pasangan tidak mau berubah, Disya menyarankan untuk mengakhiri hubungan tersebut demi menghindari kekerasan di masa depan. Semoga informasi ini dapat membantu Anda mengenali tanda-tanda awal kekerasan dalam hubungan dan mengambil langkah yang tepat untuk melindungi diri dan pasangan.