Ketika kita melihat foto-foto lama atau menonton film lawas yang dibuat 20 tahun yang lalu, kita bisa melihat betapa berbedanya masa lalu dengan kondisi saat ini. Jika diperhatikan, remaja zaman dulu terlihat lebih tua daripada remaja seumur mereka di era digital ini. Misalnya, jika kita melihat foto anak SMP zaman dulu di Google dengan kata kunci “Anak SMP zaman dulu”, kita akan melihat sekelompok anak-anak dengan seragam putih-baru khas anak SMP yang terlihat lebih tua dari usia mereka yang sebenarnya. Mereka memiliki kumis, rambut gondrong, tubuh besar, dan memakai celana biru ketat.

Mengapa remaja zaman dulu terlihat lebih tua daripada remaja seumur mereka di masa kini? Ada dua alasan utama. Pertama adalah bias seleksi. Remaja zaman sekarang cenderung tampil tanpa kumis, jenggot, dan rambut gondrong. Mereka lebih sering menggunakan skincare, memiliki gaya rambut modern, dan berpakaian sesuai trend. Perbedaan ini membuat kita merasa bahwa remaja zaman dulu terlihat lebih tua. Namun sebenarnya, kita seharusnya tidak melihat masa lalu dari sudut pandang masa kini, yang disebut sebagai bias seleksi.

Contoh lain adalah gaya mode anak SMP tahun 1970-an. Gaya rambut gondrong dan kumis tebal adalah hal yang biasa pada masa itu. Hal ini dipengaruhi oleh trend yang viral pada waktu itu, seperti gaya rambut Elvis Presley atau berpakaian ala Rhoma Irama yang populer pada tahun 1970 hingga 1980-an. Remaja zaman dulu hanya mengikuti arus trend pada masanya.

Fenomena ini juga terjadi di masa kini, dimana banyak orang mengikuti trend yang disebarkan oleh influencer di media sosial. Namun, jika kita mundur beberapa tahun dari waktu trend tersebut muncul, kita akan merasa bahwa tingkah laku tersebut sudah ketinggalan zaman, kuno, dan aneh.

Alasan kedua yang membuat remaja zaman dulu terlihat lebih tua adalah faktor biologis. Sebuah penelitian pada tahun 2018 menyebutkan bahwa ada perubahan dalam usia biologis selama dua dekade terakhir. Oleh karena itu, pandangan bahwa remaja zaman dulu terlihat lebih tua sebenarnya dapat dijelaskan dengan faktor-faktor seperti bias seleksi dan pengaruh trend pada masanya.

Jadi, sebenarnya tidak adil untuk membandingkan remaja zaman dulu dengan remaja zaman sekarang. Kita harus melihatnya dari sudut pandang yang berbeda dan memahami bahwa setiap generasi memiliki ciri khas dan gaya hidupnya sendiri. Yang penting adalah kita bisa belajar dari masa lalu untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.