Rahasia Banyak Keturunan China Jadi Pengusaha Sukses

Rahasia Banyak Keturunan China Jadi Pengusaha Sukses

Tidak lagi rahasia bahwa banyak masyarakat keturunan China sukses sebagai pengusaha, baik di Indonesia maupun di berbagai negara di seluruh dunia. Banyaknya pengusaha keturunan Tionghoa bukanlah hal yang terjadi secara kebetulan. Ada berbagai faktor yang menjadi latar belakang dari fenomena ini. John Kao, seorang peneliti untuk Harvard Business Review, telah melakukan wawancara dengan lebih dari 150 pengusaha keturunan Tionghoa dari dalam dan luar China. Dari wawancara tersebut, ia menemukan bahwa tradisi Konfusianisme memiliki pengaruh besar dalam bisnis yang mereka jalani.

Konfusianisme dikenal sebagai ajaran yang berlaku di zona kebudayaan yang meliputi China, Jepang, Korea, Taiwan, Hong Kong, Singapura, hingga Vietnam. Ajaran ini menekankan pentingnya harmoni antara individu satu dengan lainnya dengan tujuan hidup saling mengasihi. Hasil penelitian Kao menunjukkan bahwa sebanyak 90% dari 150 pengusaha yang diwawancarai merupakan generasi pertama imigran yang melarikan diri dari China saat masa perang. Sebagian besar dari mereka telah mengalami dampak dari bencana politik, seperti revolusi budaya.

Sebagian besar pengusaha keturunan Tionghoa mengaku telah kehilangan rumah, kekayaan, dan mengalami kesulitan ekonomi di China. Mentalitas bertahan di tengah badai dan sejarah kelam China telah membentuk karakter warga keturunan Tionghoa yang ulet dan pekerja keras. Para petani di China kuno berjuang keras untuk bertahan hidup dari ancaman badai, kekeringan, dan hama. Bagi imigran Tionghoa, membuka bisnis adalah kunci utama untuk bertahan hidup, terutama saat krisis.

Dengan nilai dan prinsip yang dipegang teguh oleh masyarakat keturunan Tionghoa, banyak di antara mereka mendirikan bisnis yang menghasilkan barang berwujud seperti real estate, perkapalan, dan ekspor-impor. Industri-industri ini umumnya dikelola oleh sekelompok kecil orang dalam yang anggotanya bisa dari keluarga sendiri. Banyak pengusaha keturunan Tionghoa mengelola perusahaan mereka seperti kaisar mengelola kerajaannya, dengan aset bisnis diwariskan kepada anggota keluarga.

Sebagian besar pengusaha keturunan Tionghoa memegang teguh pepatah Tiongkok kuno, “Lebih baik menjadi kepala ayam daripada menjadi ekor sapi besar.” Mereka lebih memilih menjadi bos di bisnis kecil milik sendiri daripada menjadi bawahan di perusahaan besar. Pepatah ini memiliki arti bahwa mereka lebih memilih memiliki kontrol atas bisnis mereka sendiri meskipun skala kecil.

Dengan nilai-nilai dan prinsip yang dipegang teguh, tidak heran banyak masyarakat keturunan Tionghoa sukses sebagai pengusaha. Mereka terus menjaga tradisi dan warisan budaya mereka dalam menjalankan bisnis mereka. Semoga kesuksesan mereka dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus berkembang dan menghadapi tantangan dengan tekad yang kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *