WHO Menetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Secara Global

WHO Menetapkan Cacar Monyet sebagai Darurat Kesehatan Secara Global

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa penyakit cacar monyet di Afrika telah menjadi darurat kesehatan global. Hal ini disebabkan oleh lonjakan kasus yang terjadi di benua tersebut, seperti yang dilaporkan oleh AP News pada Rabu (14/8/2024) kemarin. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menegaskan bahwa penyebaran cacar monyet di Afrika bisa membahayakan negara-negara lain di luar benua tersebut.

Dalam laporan terbaru WHO, lebih dari 14 ribu kasus dan 524 kematian akibat penyakit cacar monyet telah terjadi sepanjang tahun 2024 di Afrika. Sebagian besar kasus dan kematian terjadi di Kongo, dengan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. CDC Afrika melaporkan bahwa penyakit cacar monyet telah menyebar ke setidaknya 13 negara di Afrika, dengan peningkatan kasus sebesar 160 persen dan kematian sebesar 19 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada awal 2024, para ilmuwan menemukan jenis baru penyakit cacar monyet di Kongo yang diklaim lebih mematikan dan mudah menular. Gejala yang ditunjukkan oleh virus ini lebih ringan pada alat kelamin, sehingga sulit untuk dideteksi. WHO juga mencatat bahwa penyakit cacar monyet baru telah muncul di empat negara Afrika Timur, termasuk Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda.

Meskipun risiko penyebaran penyakit ini dianggap rendah bagi masyarakat umum, WHO menyatakan kekhawatiran terhadap potensi penyebaran lebih luas di Afrika dan sekitarnya. Badan kesehatan Swedia juga melaporkan kasus pertama varian baru penyakit cacar monyet pada seseorang asal Afrika di Stockholm.

Perbedaan utama antara wabah penyakit cacar monyet tahun ini dengan tahun sebelumnya adalah peningkatan jumlah kasus pada anak-anak di bawah usia 15 tahun di Kongo. Lebih dari 70 persen kasus dan 85 persen kematian terjadi pada anak-anak, yang menunjukkan tingkat kerentanan yang tinggi di kalangan mereka.

Direktur Save the Children’s Congo, Greg Ramm, mengungkapkan kekhawatiran atas penyebaran penyakit ini di kamp-kamp pengungsi yang padat di bagian timur. Sistem kesehatan di negara tersebut sudah mulai runtuh akibat tekanan berbagai penyakit lainnya, seperti kekurangan gizi, campak, dan kolera.

Hingga saat ini, belum ada penjelasan pasti mengenai mengapa jumlah kasus anak-anak yang terjangkit penyakit cacar monyet di Kongo begitu tidak proporsional. Faktor-faktor seperti kerentanan anak-anak terhadap virus dan kondisi sosial seperti kepadatan penduduk dan paparan orang tua yang tertular penyakit tersebut mungkin berperan dalam hal ini.

Deklarasi darurat kesehatan masyarakat oleh WHO bertujuan untuk memobilisasi lembaga dan sumber daya yang ada untuk bertindak cepat dan tegas dalam menangani penyebaran penyakit cacar monyet di Afrika. Semua pihak, baik dari dalam maupun luar negeri, diharapkan dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah ini dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *