Raksasa Migas Rusia Segera Tinggalkan Blok Gas di Indonesia

Raksasa Migas Rusia Segera Tinggalkan Blok Gas di Indonesia

Proses divestasi yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) terhadap Zarubezhneft di Blok Tuna, yang berlokasi di Laut Natuna Utara, nampaknya akan mencapai penyelesaian pada tahun ini. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan bahwa perusahaan asal Rusia tersebut telah berkomitmen untuk menyelesaikan proses divestasi di Blok Tuna pada tahun ini. Komitmen ini datang setelah proyek tersebut mengalami beberapa kendala, terutama terkait dengan sanksi yang diberlakukan oleh Uni Eropa dan pemerintah Inggris.

Meskipun demikian, sambil proses divestasi terus berlangsung, Harbour Energy, yang bertindak sebagai operator proyek, telah melakukan beberapa langkah persiapan seperti pekerjaan FEED (Front End Engineering Design) dan beberapa proses pengadaan barang.

Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga sedang mencari operator pengganti untuk menggantikan Zarubezhneft di Blok Tuna, yang berada di Laut Natuna Utara, berdekatan dengan perbatasan Indonesia-Vietnam.

Koordinator Pokja Pengembangan WK Migas Konvensional, Maruf Affandi, menjelaskan bahwa saat ini Harbour Energy, sebagai operator Blok Tuna, sedang dalam proses pencarian mitra melalui pembukaan data room di Blok Tuna. Dari proses tersebut, terlihat bahwa ada banyak calon mitra yang tertarik untuk menggantikan Zarubezhneft.

Blok Tuna dioperasikan oleh perusahaan asal Inggris, Harbour Energy, melalui anak perusahaannya, Premier Oil Tuna B.V. Sementara itu, Zarubezhneft adalah perusahaan migas yang dimiliki oleh pemerintah Rusia dan memiliki hak partisipasi sebesar 50% di Blok Tuna melalui anak usahanya, ZN Asia Ltd.

Harapan dari SKK Migas adalah agar proses peralihan hak partisipasi Zarubezhneft di Blok Tuna dapat segera terselesaikan pada pertengahan tahun ini. Dengan demikian, wilayah kerja yang mengandung gas tersebut dapat segera memulai produksi. Mereka berharap bahwa pada pertengahan tahun ini, perusahaan pengganti untuk perusahaan Rusia tersebut dapat ditunjuk.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *