5 Langkah Kritis Burnout yang Harus Kamu Ketahui, Jangan Sampai Terlambat!
Burnout jadi topik yang semakin sering dibahas sejak pandemi Covid-19. Banyak orang merasa terbakar habis karena situasi yang mencekam: terkurung di rumah, kurang interaksi sosial, ditambah beban pekerjaan yang nggak kunjung berkurang.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mulai mengakui burnout sebagai sindrom di 2019, burnout itu bukan sekadar diagnosa medis, melainkan sindrom yang muncul dari stres kronis di tempat kerja yang nggak bisa dikelola dengan baik.
Faktor eksternal, seperti masalah di tempat kerja, memegang peranan besar dalam kemunculan burnout. Dampaknya bisa mengganggu kondisi mental, fisik, dan emosional kita. Biasanya, kita merasa kelelahan ketika kewalahan dengan pekerjaan dan merasa nggak sanggup lagi menghadapi tuntutan sehari-hari.
Burnout sendiri punya lima tahap yang berkembang secara bertahap. Jadi, burnout nggak muncul tiba-tiba, melainkan melalui serangkaian proses. Tahap awal mungkin nggak terlalu terasa, tapi lama-lama bisa bikin kita kesulitan menjalankan tugas dengan baik.
Berikut lima tahapan burnout yang perlu diketahui:
- Fase Bulan Madu: Di fase ini, kita merasa penuh semangat dan optimis, baik saat mulai pekerjaan baru atau menangani tugas baru. Rasa puas membuat kita produktif dan kreatif.
- Fase Stres Permulaan: Semangat mulai menurun dan stres mulai muncul. Stres mungkin belum setiap hari, tapi ada saat-saat tertentu yang lebih sering. Tanda-tanda fisik dan mental seperti kehilangan fokus, kelelahan, dan gangguan tidur mulai tampak.
- Stres Kronis: Stres menjadi lebih persisten dan mengganggu pekerjaan. Kita mungkin merasa apatis, tidak bisa menyelesaikan tugas tepat waktu, atau menarik diri dari interaksi sosial. Perasaan ini juga bisa terbawa ke rumah dan memengaruhi keluarga.
- Fase Kelelahan: Di sini, kita merasa sudah mencapai batas dan sulit berfungsi normal. Masalah di tempat kerja mulai terasa sangat mengganggu. Bisa juga muncul perubahan perilaku, sakit kepala kronis, atau masalah pencernaan.
- Fase Kelelahan Habitual: Jika tidak ditangani, kelelahan ini bisa menjadi bagian dari rutinitas sehari-hari dan menyebabkan kecemasan atau depresi. Kelelahan mental dan fisik kronis ini bisa menghalangi kita untuk bekerja dan bahkan mengancam posisi di pekerjaan jika tidak segera diatasi.